Bayi Sudah Bisa Mendengar Sejak Usia 3 Bulan
Ternyata, sedari 3 bulan otak bayi sudah peka terhadap suara-suara dan emosi manusia. Bayi berusia 3-7 bulan menunjukkan aktivasi lebih di bagian otak ketika mereka mendengar suara manusia seperti batuk, bersin, atau menguap.
Aktivitas yang muncul di daerah lobus temporal dikenal karena perannya dalam mengolah vokalisasi manusia. Bayi-bayi juga menunjukkan respons yang lebih besar terhadap suara sedih yang netral jika dibandingkan kala mendengar suara mainan.
Para peneliti mengatakan penemuan ini merupakan fundamental dalam lebih memahami perkembangan bayi. "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa korteks temporal bayi lebih matang daripada yang dilaporkan sebelumnya," kata Evelyne Mercure dari University College London.
"Ini mungkin karena suara manusia adalah sebuah isyarat sosial penting yang menunjukkan spesialisasi awal untuk pengolahannya," tambah Anna Blasi dari King' s College London. "Ini mungkin merupakan langkah pertama dalam interaksi sosial dan pembelajaran bahasa," tambah Blasi seperti dikutip dari Times of India.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggunakan pencitraan magnetik resonansi fungsional (MRI) untuk mencatat respons otak pada tidur bayi ketika mereka ciperdengarkan vokalisasi emosional manusia kala netral, positif, negative, atau suara lingkungan nonvokal. Studi ini telah dipublikasikan secara daring di jurnal Current Biology edisi Juli 2011.
Aktivitas yang muncul di daerah lobus temporal dikenal karena perannya dalam mengolah vokalisasi manusia. Bayi-bayi juga menunjukkan respons yang lebih besar terhadap suara sedih yang netral jika dibandingkan kala mendengar suara mainan.
Para peneliti mengatakan penemuan ini merupakan fundamental dalam lebih memahami perkembangan bayi. "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa korteks temporal bayi lebih matang daripada yang dilaporkan sebelumnya," kata Evelyne Mercure dari University College London.
"Ini mungkin karena suara manusia adalah sebuah isyarat sosial penting yang menunjukkan spesialisasi awal untuk pengolahannya," tambah Anna Blasi dari King' s College London. "Ini mungkin merupakan langkah pertama dalam interaksi sosial dan pembelajaran bahasa," tambah Blasi seperti dikutip dari Times of India.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggunakan pencitraan magnetik resonansi fungsional (MRI) untuk mencatat respons otak pada tidur bayi ketika mereka ciperdengarkan vokalisasi emosional manusia kala netral, positif, negative, atau suara lingkungan nonvokal. Studi ini telah dipublikasikan secara daring di jurnal Current Biology edisi Juli 2011.
source : media indonesia.com
Terima kasih telah mengunjungi windeartfly.co.cc Silakan tinggalkan komentar jika anda berkenan
Berkomentarlah dengan baik dan sopan demi kenyamanan bersama.