Nenek Moyang Jangkrik Merupakan Predator Pemakan Daging
Siapa yang menyangka, serangga yang imoetz dan lutchu, ternyata dulu nenek moyangnya ialah predator pemakan daging. Cengkerik atau yang akrab disebut dengan jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata, serta antena panjang di bagian kepalanya.
Sebuah fosil serangga predator dari zaman dinosaurus, baru-baru ini ditemukan di lapisan kapur yang terletak di wilayah utara Brazil. Serangga ini adalah serangga karnivora pemakan daging yang berasal dari 100 juta tahun silam.
Nenek moyang jangkrik itu hidup di periode Cretaceous, sesaat sebelum superbenua Gondwana (superbenua yang mencakup benua Afrika, Amerika Selatan, Australia, India, Arab, dan Antartika saat ini) terpecah.
Fosil Nenek Moyang Jangkrik Genus Schizodactylus
Seperti dikutip dari situs LiveScience, ia berasal dari genus Schizodactylus atau jangkrik berkaki miring. Genus Schizodactylus mencakup jangkrik yang ada saat ini, belalang, serta binatang bernama katydid.
"Nama ini mereka dapatkan sesuai dengan kaki yang mereka miliki, yang membuat mereka bisa melenting dan menyokong tubuh mereka di habitat berpasir untuk memburu mangsa mereka," kata Sam Heads, Ketua peneliti yang menemukan fosil ini.
Saat berburu, kata Heads, spesies ini sebenarnya tak menggunakan strategi khusus. Serangga bertubuh tambun ini keluar malam hari, menyisir habitat mereka untuk mencari mangsa. "Mereka bisa bergerak dengan cepat, bila diperlukan. Dan mereka cukup rakus," ujar Sam yang berasal dari University Illinois itu.
Katydid
Setidaknya, ia memiliki perbedaan dengan jangkrik yang ada saat ini. Dengan panjang sekitar 6 cm dari kepala hingga ke bagian belakang tubuhnya, ia memiliki postur yang agak aneh.
Antenanya lebih panjang dari tubuhnya. Jangkrik ini juga memiliki sayap yang tergulung dan kaki yang tajam seperti sepatu salju. Menurut Heads, ini untuk mendukungnya tetap bisa menjejak di daerah berpasir.
Namun, jangkrik yang sangat agresif ini tak bisa terbang, walaupun memiliki sayap. Sayapnya, kata Heads biasanya hanya bisa dimekarkan saat diperlukan. Secara umum, kata Heads, jangkrik ini tidak begitu banyak mengalami evolusi atau mengalami periode 'evolutionary stasis' selama paling tidak 100 juta tahun.
Gangsir
Jangkrik dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh Jangkrik jantan. Suara ini digunakannya untuk menarik betina dan menolak para jangkrik jantan lainnya. Suara jangkrik ini, semakin keras dengan naiknya suhu disekitar. Di dunia, terdapat sekitar 900 spesies jangrik, termasuk di dalamnya adalah gangsir
Terima kasih telah mengunjungi windeartfly.co.cc Silakan tinggalkan komentar jika anda berkenan
Berkomentarlah dengan baik dan sopan demi kenyamanan bersama.