Seni Menata Hati Dalam Bergaul
Artikel ini diambil dari SERI MANAJEMEN QALBU. Dengan membaca ini kita bisa mempelajari dan mengambil inti sarinya. selamat membaca ^_^
pertama : Hindari penghinaan
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, keadaan sosial dan lain sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela merendahkan, yang ada hanyalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.
Oleh karena itu sekuat-kuatnya tahanlah diri dari komentar atau sikap yang membuat seseorang merasa direndahkan oleh kita.
Kedua : Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitive, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.
Jangan usil untuk bertanya tentang utang, aib masa lalu, kekurangan orang tuanya, atau masalah lainnya yang bersifat pribadi.
Ketiga : Hindari Memotong Pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara arif, niscaya kitapun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya.
Begitu pula kegemaran kita memotong dan memojokkan orang yang berbicara dengan kita tanpa alas an dan kondisi yang tepat niscaya akan menimbulkan ketidaksukaan dan bisa berlanjut dengan kebencian.
Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbaik pada waktu yang tepat.
Keempat : Hindari Perbandingan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan ; jasa, kebaikan, penampilan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.
Missal “Eh dibandingkan kamu, si fulan sih lebih setia dan lebih sopan. Jauhlah berbeda!”, silakan, bisa rasakan sendiri dampak perasaan yang mendengarnya.
Apalagi bila telah berumah tangga, jangan pernah membandingkan istri/suami dengan laki/wanita lain, niscaya jika hal itu dilakukan akan menimbulkan rasa tidak senang yang mendalam.
Kelima : Jangan Membela Musuhnya, Menaci Kawannya
Setiap orang memiliki kawan yang disukai dan orang yang dibenci.
Membela musuh maka dianggap bergabung bersama musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya, bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan,
Tahapan awal yang prioritas dilakukan adalah harus memperbanyak kawan bukan memperbanyak musuh.